Kenapa Form HIRADC Wajib dalam Audit SMK3

Kenapa Form HIRADC Wajib dalam Audit SMK3?

Pernahkah Anda mendengar istilah HIRADC saat membahas SMK3? Banyak perusahaan baru yang masih bingung, “Kenapa sih form HIRADC selalu ditanyakan auditor saat pemeriksaan SMK3?” Nah, kalau Anda juga punya pertanyaan yang sama, mari kita bahas bersama.

Artikel ini akan mengupas kenapa Form HIRADC wajib dalam audit SMK3, dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami.

Apa Itu HIRADC?

HIRADC merupakan kependekan dari Hazard Identification, Risk Assessment, and Determining Control. Istilah ini merujuk pada proses mengidentifikasi potensi bahaya, menilai tingkat risikonya, serta menetapkan langkah pengendalian yang tepat. Dengan kata lain, HIRADC adalah cara sistematis untuk memastikan setiap aktivitas kerja sudah dipetakan dari sisi keselamatan.

Sederhananya, HIRADC adalah formulir untuk mencatat potensi bahaya di tempat kerja, menilai tingkat risikonya, dan menentukan cara pengendaliannya.

Jadi, HIRADC bukan sekadar tabel di atas kertas. Ia adalah “peta risiko” perusahaan yang akan menentukan apakah perusahaan sudah benar-benar peduli dengan keselamatan kerja karyawannya.

Dasar Hukum dan Regulasi

Kenapa form HIRADC wajib? Jawabannya ada di regulasi.

  • PP No. 50 Tahun 2012 tentang penerapan SMK3 mewajibkan perusahaan dengan ≥100 pekerja atau risiko tinggi untuk menerapkan SMK3.
  • Permenaker No. 26 Tahun 2014 mengatur tentang audit SMK3. Salah satu poin utama dalam audit adalah apakah perusahaan sudah melakukan identifikasi bahaya dan penilaian risiko dengan benar.

Nah, cara membuktikan itu adalah lewat dokumen HIRADC. Jadi, kalau perusahaan tidak punya form HIRADC yang lengkap, otomatis nilainya di audit bisa jatuh.

Peran HIRADC dalam Audit SMK3

Dalam proses audit, auditor akan menanyakan:

  • Apakah perusahaan sudah mengidentifikasi semua potensi bahaya kerja?
  • Bagaimana cara perusahaan menilai risiko yang ada?
  • Apa pengendalian yang sudah diterapkan dan siapa penanggung jawabnya?

Semua jawaban itu ada di HIRADC. Makanya, form ini selalu diminta dan dicek secara detail. Auditor ingin melihat bukti nyata bahwa perusahaan tidak hanya menulis kebijakan K3 di dinding, tapi benar-benar menerapkan identifikasi bahaya secara sistematis.

Isi Form HIRADC

Kalau Anda baru pertama kali melihat HIRADC, bentuknya biasanya tabel dengan kolom seperti:

  • Aktivitas kerja (contoh: pengelasan, bekerja di ketinggian).
  • Potensi bahaya (percikan api, terjatuh).
  • Dampak (luka bakar, patah tulang).
  • Skor risiko (hasil perkalian kemungkinan × keparahan).
  • Pengendalian yang ada (APD, SOP).
  • Rencana pengendalian tambahan.
  • PIC atau penanggung jawab.

Dari tabel sederhana ini, auditor bisa menilai apakah perusahaan sudah serius dalam mengendalikan risiko kerja.

Manfaat Form HIRADC untuk Perusahaan

Form HIRADC bukan hanya untuk memenuhi persyaratan audit. Lebih dari itu, manfaatnya antara lain:

  • Mencegah kecelakaan kerja karena semua risiko sudah dipetakan.
  • Membantu perencanaan K3 yang lebih tepat sasaran.
  • Meningkatkan kesadaran karyawan karena mereka dilibatkan dalam identifikasi bahaya.
  • Meningkatkan nilai audit SMK3, bahkan bisa mendapat penghargaan bendera emas jika hasilnya maksimal.

Manfaat Form HIRADC untuk Perusahaan

Kalau Anda sedang menyiapkan form HIRADC untuk audit, berikut beberapa tips:

  • Libatkan pekerja lapangan – karena mereka yang paling tahu bahaya di pekerjaannya.
  • Gunakan skala risiko yang jelas – misalnya 1–5 untuk kemungkinan dan 1–5 untuk keparahan.
  • Update secara berkala – setiap ada mesin baru, proyek baru, atau perubahan prosedur.
  • Sediakan bukti pendukung – foto lapangan, SOP, atau catatan inspeksi.

Dengan langkah ini, auditor akan lebih percaya bahwa HIRADC yang dibuat memang dipakai, bukan sekadar formalitas.

Sekarang Anda sudah tahu kenapa Form HIRADC wajib dalam audit SMK3. Bukan hanya karena regulasi mewajibkan, tapi karena form ini adalah bukti nyata kepedulian perusahaan terhadap keselamatan kerja.

Kalau perusahaan Anda belum punya form HIRADC, sekarang saatnya mulai menyusunnya. Mulailah dari aktivitas sederhana, ajak tim lapangan berdiskusi, dan buat form HIRADC yang bisa dipakai sebagai panduan sehari-hari. Dengan begitu, audit SMK3 bukan lagi sesuatu yang menakutkan, melainkan kesempatan menunjukkan bahwa perusahaan Anda benar-benar peduli pada Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *