kecelakaan kerja

5 Masalah Utama Jika Perusahaan Tidak Punya Sistem K3 & Solusi dari Audit K3

5 Masalah Utama Jika Perusahaan Tidak Punya Sistem K3 & Solusi dari Audit K3

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) bukan lagi sekadar formalitas, melainkan kebutuhan mutlak dalam operasional perusahaan. Sayangnya, masih banyak perusahaan yang belum memiliki sistem K3 yang memadai, baik karena keterbatasan sumber daya, minimnya pengetahuan, atau belum menyadari dampaknya terhadap produktivitas dan kelangsungan bisnis. Jika perusahaan Anda termasuk yang belum memiliki sistem K3 yang terstruktur, Anda perlu mewaspadai lima masalah utama berikut ini. Untungnya, semua masalah tersebut bisa diidentifikasi dan diatasi melalui jasa audit K3 profesional. 1. Tingginya Risiko Kecelakaan Kerja Tanpa sistem manajemen K3, perusahaan tidak memiliki prosedur baku dalam mengidentifikasi dan mengendalikan potensi bahaya di tempat kerja. Ini menyebabkan tingginya risiko terjadinya: Kecelakaan kerja fisik (terpeleset, tertimpa, terbakar) Cedera akibat alat kerja yang tidak aman Paparan bahan kimia tanpa prosedur pengamanan Selain berdampak pada keselamatan pekerja, kecelakaan kerja juga membawa kerugian finansial dan reputasi. Audit K3 membantu mengenali potensi risiko ini lebih awal dan memberikan rekomendasi pengendaliannya. 2. Sulit Memenuhi Regulasi dan Syarat Tender Banyak perusahaan mengabaikan pentingnya regulasi K3, padahal pemerintah melalui Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 mewajibkan penerapan SMK3 (Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja) bagi perusahaan dengan lebih dari 100 pekerja atau yang memiliki risiko tinggi. Selain itu, dalam tender proyek—khususnya proyek BUMN atau perusahaan multinasional—biasanya disyaratkan sertifikat K3 atau minimal laporan audit K3. Tanpa sistem dan dokumentasi yang memadai, perusahaan Anda bisa kehilangan peluang besar. Audit K3 akan membantu Anda mengetahui seberapa jauh kesiapan sistem saat ini dan menyusun langkah-langkah agar patuh regulasi serta siap mengikuti tender. 3. Tidak Adanya Budaya K3 di Lingkungan Kerja Perusahaan yang tidak memiliki sistem K3 cenderung memiliki budaya kerja yang abai terhadap keselamatan. Ini terlihat dari: Karyawan yang tidak menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) Tidak adanya pelatihan keselamatan kerja Kurangnya kesadaran akan prosedur darurat Audit K3 menilai sejauh mana budaya K3 terbentuk di tempat kerja, termasuk kepedulian manajemen, pelatihan karyawan, serta peran pengawas lapangan. Dengan hasil audit, perusahaan bisa menyusun program pelatihan dan pembinaan budaya K3 secara lebih efektif. 4. Tidak Ada Data dan Dokumentasi yang Tersusun Perusahaan yang belum menerapkan sistem K3 umumnya tidak memiliki dokumentasi yang tertata, seperti: Identifikasi bahaya dan penilaian risiko (HIRADC) Laporan kecelakaan kerja Prosedur kerja aman (SOP) Catatan pelatihan dan pemantauan APD Audit K3 akan menilai kelengkapan dan efektivitas dokumentasi Anda. Dengan begitu, Anda tidak hanya lebih siap menghadapi inspeksi dari Disnaker, tetapi juga memiliki dasar untuk pengambilan keputusan berbasis data. 5. Gangguan Terhadap Produktivitas dan Kinerja Operasional Kecelakaan kerja, absensi akibat cedera, hingga kerusakan peralatan akibat prosedur yang tidak aman dapat menurunkan produktivitas perusahaan. Tanpa sistem K3, semua itu sulit dipantau dan dicegah secara terstruktur. Dengan melakukan audit K3, perusahaan dapat mengidentifikasi celah dalam alur kerja yang berpotensi menyebabkan gangguan produksi. Rekomendasi dari auditor juga membantu menyusun perbaikan berkelanjutan (continuous improvement) untuk operasional yang lebih efisien dan aman. Bagaimana Audit K3 Menjadi Solusi? Audit K3 bukan hanya soal menemukan kesalahan. Lebih dari itu, audit merupakan proses evaluasi menyeluruh terhadap sistem, kebijakan, prosedur, dan budaya keselamatan kerja yang ada di perusahaan Anda. Manfaat Audit K3: Mengidentifikasi celah kepatuhan terhadap regulasi K3 Menyusun peta risiko dan solusi pengendalian Memberikan rekomendasi peningkatan sistem K3 Menyiapkan perusahaan menuju sertifikasi SMK3 atau ISO 45001 Audit ini bisa dilakukan secara internal oleh perusahaan (jika memiliki SDM kompeten), atau lebih umum dilakukan oleh pihak ketiga yang profesional dan tersertifikasi. Manfaat Audit K3: Idealnya, audit dilakukan: Sebelum terjadi inspeksi atau tender besar Secara berkala, minimal setahun sekali Setelah ada perubahan signifikan, seperti penambahan mesin baru, perubahan proses kerja, atau pasca kecelakaan kerja Baca Juga: Rekomendasi Audit SMK3 Terbaik untuk Perusahaan Anda Menunda penerapan sistem K3 hanya akan memperbesar risiko yang tidak terlihat. Audit K3 adalah langkah awal yang tepat untuk mengenali dan menyelesaikan masalah sebelum menjadi kerugian nyata. Dengan audit K3, perusahaan Anda tidak hanya patuh hukum, tetapi juga lebih produktif, kompetitif, dan peduli terhadap keselamatan para pekerja. Ingin Audit K3 di Perusahaan Anda? Tim kami siap membantu Anda melakukan audit K3 secara menyeluruh, dengan pendekatan yang sesuai regulasi dan praktik terbaik di industri.Hubungi kami sekarang untuk konsultasi gratis. Konsultasi Gratis

5 Masalah Utama Jika Perusahaan Tidak Punya Sistem K3 & Solusi dari Audit K3 Read More »

Apa Itu Investigasi Kecelakaan Kerja

Investigasi Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja adalah insiden yang dapat terjadi kapan saja di lingkungan kerja, dan dampaknya bisa sangat merugikan baik bagi pekerja maupun perusahaan. Oleh karena itu, proses investigasi kecelakaan kerja sangat penting untuk dilakukan dengan teliti dan profesional. Investigasi ini bertujuan mengungkap penyebab utama kecelakaan, mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi, dan merumuskan langkah-langkah pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang. Apa Itu Investigasi Kecelakaan Kerja? Investigasi kecelakaan kerja adalah proses sistematis untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi terkait kecelakaan di tempat kerja. Tujuan utamanya bukan untuk menyalahkan seseorang, tetapi untuk menemukan akar masalah sehingga langkah perbaikan yang tepat dapat diterapkan. Investigasi dilakukan setelah terjadinya kecelakaan, baik itu kecelakaan kecil, cedera serius, atau bahkan fatalitas. Dalam konteks Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), investigasi kecelakaan juga menjadi bagian penting dari upaya perusahaan dalam memastikan lingkungan kerja yang aman dan sesuai dengan regulasi yang berlaku. Selain itu, investigasi ini dapat digunakan untuk mematuhi peraturan hukum yang mewajibkan pelaporan insiden kecelakaan kepada pihak berwenang, seperti Kementerian Ketenagakerjaan. Langkah-Langkah dalam Investigasi Kecelakaan Kerja Proses investigasi kecelakaan kerja umumnya melibatkan beberapa langkah utama yang harus dilakukan secara teliti dan objektif: 1. Pengumpulan Fakta Langkah pertama dalam investigasi adalah mengumpulkan semua fakta terkait kecelakaan. Ini mencakup waktu, tempat, kondisi lingkungan, alat yang digunakan, dan siapa saja yang terlibat. Informasi ini biasanya didapatkan melalui wawancara dengan saksi, tinjauan rekaman CCTV (jika ada), serta pemeriksaan peralatan atau mesin yang mungkin berkontribusi pada kecelakaan. 2. Identifikasi Akar Penyebab (Root Cause Analysis) Setelah mengumpulkan fakta, langkah berikutnya adalah mengidentifikasi penyebab utama kecelakaan. Metode yang umum digunakan untuk ini adalah Root Cause Analysis (RCA), di mana penyelidik mencari tahu apakah kecelakaan disebabkan oleh faktor manusia (human error), kegagalan teknis, atau kombinasi keduanya. Tujuan dari analisis ini adalah untuk memastikan bahwa setiap aspek penyebab kecelakaan diidentifikasi dengan tepat. 3. Penentuan Tindakan Perbaikan Setelah akar penyebab kecelakaan teridentifikasi, tim investigasi akan merumuskan tindakan perbaikan. Tindakan ini dapat berupa perbaikan prosedur kerja, pelatihan ulang untuk karyawan, atau pemeliharaan dan perbaikan peralatan. Langkah-langkah ini dirancang untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan yang sama di masa mendatang. 4. Pembuatan Laporan Investigasi Seluruh temuan dari investigasi kemudian disusun dalam sebuah laporan tertulis. Laporan ini harus mencakup deskripsi kronologi kecelakaan, identifikasi akar penyebab, serta rekomendasi tindakan perbaikan. Laporan ini sangat penting bagi manajemen perusahaan dan otoritas pemerintah yang memantau kepatuhan terhadap standar K3. 5. Implementasi dan Pemantauan Tindakan Perbaikan Tindakan perbaikan yang telah dirumuskan dalam investigasi harus diimplementasikan sesegera mungkin. Selain itu, penting untuk memantau apakah langkah-langkah tersebut efektif dalam mencegah kecelakaan di masa depan. Pemantauan ini bisa dilakukan melalui inspeksi rutin dan evaluasi berkala terhadap kondisi tempat kerja. Faktor-Faktor yang Diperhatikan dalam Investigasi Kecelakaan Selama investigasi, tim penyelidik harus memperhatikan beberapa faktor penting yang mungkin berkontribusi terhadap terjadinya kecelakaan: Faktor Lingkungan – Kondisi fisik tempat kerja seperti penerangan, suhu, kebisingan, dan kebersihan bisa mempengaruhi keselamatan pekerja. Faktor lingkungan yang tidak optimal sering kali menjadi pemicu kecelakaan. Faktor Peralatan – Kegagalan alat, kurangnya pemeliharaan, atau penggunaan peralatan yang tidak sesuai standar bisa menjadi salah satu penyebab utama kecelakaan kerja. Faktor Manusia – Kesalahan manusia atau human error seperti kelelahan, kurangnya keterampilan, atau tidak mematuhi prosedur keselamatan juga sering kali menjadi penyebab kecelakaan. Untuk mengatasi hal ini, pelatihan berkelanjutan dan peningkatan kesadaran akan pentingnya keselamatan kerja sangat diperlukan. Faktor Prosedur Kerja – Prosedur kerja yang tidak jelas atau tidak diikuti dengan benar oleh pekerja bisa memicu terjadinya kecelakaan. Oleh karena itu, perlu adanya tinjauan berkala terhadap prosedur kerja dan memastikan bahwa semua pekerja memahami serta mematuhi aturan yang telah ditetapkan. Manfaat Investigasi Kecelakaan Kerja Melakukan investigasi kecelakaan kerja memberikan banyak manfaat bagi perusahaan, di antaranya: Peningkatan Keselamatan Kerja: Investigasi yang baik memungkinkan perusahaan untuk menemukan akar masalah yang memicu kecelakaan, sehingga dapat diambil tindakan yang tepat untuk mencegah insiden serupa di masa depan. Meminimalkan Kerugian Finansial: Kecelakaan kerja sering kali menyebabkan kerugian finansial, baik itu biaya perawatan medis, ganti rugi kepada pekerja, atau kerusakan peralatan. Dengan menginvestigasi dan mencegah kecelakaan, perusahaan dapat mengurangi beban finansial ini. Mematuhi Regulasi: Di banyak negara, termasuk Indonesia, perusahaan diwajibkan untuk melaporkan kecelakaan kerja kepada otoritas yang berwenang. Investigasi yang akurat memastikan perusahaan mematuhi peraturan yang berlaku, sehingga terhindar dari sanksi atau denda. Meningkatkan Reputasi Perusahaan: Perusahaan yang proaktif dalam menangani kecelakaan dan mengambil langkah untuk mencegahnya di masa depan akan lebih dihargai oleh karyawan, mitra bisnis, dan publik. Hal ini meningkatkan reputasi perusahaan sebagai entitas yang peduli terhadap kesejahteraan pekerja. Baca Juga : Apa itu P2K3? Bagaimana Peran P2K3 dalam Mencegah Kecelakaan Kerja Investigasi kecelakaan kerja adalah langkah penting dalam menjaga keselamatan di tempat kerja. Dengan investigasi yang tepat, perusahaan dapat mengidentifikasi penyebab kecelakaan dan mengambil langkah-langkah perbaikan yang efektif. ni tidak hanya membantu mencegah kecelakaan serupa di masa depan, tetapi juga memastikan perusahaan mematuhi standar keselamatan dan regulasi yang berlaku. Pada akhirnya, proses ini mendukung terciptanya budaya kerja yang lebih aman dan produktif, serta memberikan rasa aman kepada seluruh pekerja.

Investigasi Kecelakaan Kerja Read More »

Apa itu P2K3 Bagaimana Peran P2K3 dalam Mencegah Kecelakaan Kerja

Apa itu P2K3? Bagaimana Peran P2K3 dalam Mencegah Kecelakaan Kerja

P2K3 atau Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu komite yang dibentuk di tempat kerja untuk memastikan penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara efektif dan efisien. P2K3 menjadi bagian yang penting dalam menjaga keselamatan dan kesehatan para pekerja, dan juga mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Berikut ini Kami akan membahasa tentang apa itu P2K3. Apa itu P2K3? P2K3 adalah singkatan dari Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja, yang bertugas sebagai pengawas dan pembina dalam implementasi program K3 di perusahaan. P2K3 terdiri dari perwakilan manajemen dan pekerja yang memiliki komitmen untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat. Pembentukan P2K3 merupakan kewajiban bagi perusahaan yang memiliki lebih dari 100 pekerja atau yang memiliki potensi risiko tinggi dalam operasionalnya. Tujuan dan Fungsi P2K3 Tujuan utama P2K3 adalah memastikan bahwa program K3 di perusahaan dijalankan dengan baik, sehingga dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Beberapa fungsi utama P2K3 meliputi: Penyusunan Kebijakan K3: P2K3 bertugas menyusun kebijakan dan prosedur K3 yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan standar keselamatan kerja yang berlaku. Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko: P2K3 melakukan identifikasi bahaya dan penilaian risiko di tempat kerja untuk mengidentifikasi potensi bahaya dan mengembangkan langkah-langkah pencegahan yang tepat. Pelatihan dan Pendidikan: P2K3 mengatur dan menyelenggarakan pelatihan dan pendidikan K3 bagi seluruh pekerja, sehingga mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk bekerja dengan aman. Pengawasan dan Inspeksi: P2K3 melakukan pengawasan dan inspeksi rutin terhadap kondisi kerja dan pelaksanaan program K3, serta memastikan kepatuhan terhadap standar keselamatan kerja. Pelaporan dan Investigasi: P2K3 bertanggung jawab untuk melaporkan dan menginvestigasi setiap kecelakaan kerja atau insiden yang terjadi, serta memberikan rekomendasi perbaikan untuk mencegah terulangnya kejadian serupa. Peran P2K3 dalam Mencegah Kecelakaan Kerja P2K3 memiliki peran yang sangat krusial dalam mencegah kecelakaan kerja. Beberapa langkah yang diambil oleh P2K3 untuk mencapai tujuan ini antara lain: Penyusunan Program Pencegahan: P2K3 menyusun program pencegahan kecelakaan kerja yang komprehensif, termasuk prosedur darurat, penggunaan alat pelindung diri (APD), dan pengendalian risiko. Evaluasi dan Perbaikan Berkelanjutan: P2K3 secara berkala mengevaluasi efektivitas program K3 dan melakukan perbaikan berkelanjutan untuk meningkatkan keselamatan kerja. Meningkatkan Kesadaran K3: Melalui pelatihan dan kampanye K3, P2K3 meningkatkan kesadaran pekerja terhadap pentingnya keselamatan kerja dan mengajak mereka untuk aktif berpartisipasi dalam program K3. Kolaborasi dengan Manajemen: P2K3 bekerja sama dengan manajemen perusahaan untuk memastikan dukungan penuh terhadap implementasi program K3, termasuk penyediaan sumber daya yang diperlukan. Pemantauan dan Penilaian Kinerja: P2K3 memantau dan menilai kinerja K3 secara berkala untuk memastikan bahwa program berjalan sesuai rencana dan tujuan yang telah ditetapkan tercapai. Manfaat P2K3 bagi Perusahaan dan Pekerja P2K3 memberikan berbagai manfaat bagi perusahaan dan pekerja, di antaranya: Mengurangi Risiko Kecelakaan Kerja: Dengan adanya program K3 yang efektif, risiko kecelakaan kerja dapat diminimalkan, sehingga pekerja dapat bekerja dengan lebih aman dan nyaman. Meningkatkan Produktivitas: Lingkungan kerja yang aman dan sehat dapat meningkatkan produktivitas pekerja, karena mereka merasa lebih terlindungi dan termotivasi untuk bekerja dengan baik. Menurunkan Biaya Operasional: Dengan mengurangi jumlah kecelakaan kerja, perusahaan dapat menurunkan biaya operasional yang terkait dengan perawatan medis, kompensasi, dan kerugian produksi akibat kecelakaan. Meningkatkan Reputasi Perusahaan: Perusahaan yang memiliki komitmen terhadap keselamatan dan kesehatan kerja akan mendapatkan reputasi yang baik di mata karyawan, pelanggan, dan masyarakat. Kepatuhan terhadap Regulasi: Dengan adanya P2K3, perusahaan dapat memastikan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan terkait K3, sehingga terhindar dari sanksi atau denda. Baca Juga : Struktur, Tugas, dan Tanggung Jawab P2K3 dalam Dunia Kerja itulah sedikit penjelasan mengenai apa itu P2K3, P2K3 merupakan komite yang sangat penting dalam memastikan keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan. Dengan peran yang meliputi penyusunan kebijakan K3, identifikasi bahaya, pelatihan, pengawasan, serta pelaporan dan investigasi, P2K3 berkontribusi besar dalam mencegah kecelakaan kerja dan menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat. Melalui upaya kolaboratif antara manajemen dan pekerja, P2K3 dapat membantu perusahaan mencapai tujuan K3 dan memberikan manfaat yang signifikan bagi semua pihak yang terlibat. Penerapan program K3 yang efektif dengan dukungan P2K3 tidak hanya melindungi pekerja, tetapi juga meningkatkan produktivitas dan reputasi perusahaan, serta memastikan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku. Oleh karena itu, pembentukan dan pemberdayaan P2K3 menjadi langkah penting yang harus diambil oleh setiap perusahaan untuk menciptakan tempat kerja yang lebih baik dan lebih aman.

Apa itu P2K3? Bagaimana Peran P2K3 dalam Mencegah Kecelakaan Kerja Read More »

sentrasertifikasi.co.id-Memahami-Konsep-AK3U-Dalam-Mencegah-Kecelakaan-Kerja

Memahami Konsep AK3U Dalam Mencegah Kecelakaan Kerja

Dalam dunia bisnis yang begitu dinamis saat ini, keselamatan kerja merupakan hal yang sangat penting. Organisasi berusaha menciptakan lingkungan yang aman dan terjamin bagi para karyawan, dengan meminimalkan risiko kecelakaan dan cedera. Salah satu konsep penting yang berperan dalam menjaga keselamatan kerja adalah AK3U.Dalam artikel komprehensif ini, kita akan menjelajahi konsep AK3U dan menggali peranan pentingnya dalam mencegah kecelakaan dan cedera kerja. Mari kita mulai! Apa itu AK3U? AK3U merupakan singkatan dari Ahli K3 Umum, yang dalam bahasa Inggris diterjemahkan sebagai General Occupational Health and Safety Expert. Istilah ini merujuk kepada individu yang memiliki keahlian dalam masalah kesehatan dan keselamatan kerja, dan bertanggung jawab untuk memastikan implementasi dan kepatuhan terhadap standar keselamatan di dalam organisasi. Para ahli AK3U memainkan peran yang sangat penting dalam mengidentifikasi potensi bahaya, menilai risiko, dan merumuskan strategi untuk mencegah kecelakaan dan cedera di tempat kerja.Baca Juga : Perbedaan HSE dan K3 di Perusahaan Pentingnya AK3U dalam Keselamatan Kerja 1. Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko Para ahli AK3U dilatih untuk mengidentifikasi potensi bahaya di tempat kerja dan mengevaluasi risiko yang terkait. Melalui analisis yang teliti, mereka dapat menemukan area yang berpotensi membahayakan keselamatan karyawan. Dengan melakukan inspeksi rutin dan penilaian risiko, para ahli AK3U dapat secara proaktif mengatasi bahaya-bahaya tersebut, menerapkan langkah pengendalian yang diperlukan untuk meminimalkan risiko dan mencegah kecelakaan. 2. Pengembangan Kebijakan dan Prosedur Keselamatan Para ahli AK3U berperan penting dalam pengembangan dan implementasi kebijakan serta prosedur keselamatan di tempat kerja. Mereka bekerja sama dengan manajemen dan karyawan untuk menyusun pedoman yang jelas dan terperinci mengenai langkah-langkah keselamatan yang harus diikuti. Kebijakan dan prosedur ini mencakup penggunaan alat pelindung diri, penanganan bahan berbahaya, prosedur evakuasi darurat, dan tindakan pencegahan lainnya. Dengan adanya kebijakan dan prosedur yang baik, risiko kecelakaan dan cedera dapat diminimalkan secara signifikan. 3. Pelatihan dan Kesadaran Keselamatan Selain mengidentifikasi bahaya dan mengembangkan kebijakan, para ahli AK3U juga berperan dalam memberikan pelatihan keselamatan kepada karyawan. Mereka menyusun program pelatihan yang relevan dengan risiko kerja yang ada dan memastikan bahwa setiap karyawan memahami langkah-langkah keselamatan yang harus diikuti. Dengan adanya pelatihan yang efektif dan kesadaran yang tinggi terhadap keselamatan, karyawan akan lebih mampu menghindari situasi berbahaya dan mengurangi risiko kecelakaan. 4. Investigasi Kecelakaan dan Tindak Lanjut Ketika kecelakaan atau cedera terjadi di tempat kerja, para ahli AK3U terlibat dalam proses investigasi untuk mengetahui penyebabnya. Dengan menganalisis penyebab kejadian tersebut, mereka dapat mengidentifikasi kelemahan dalam sistem keselamatan yang ada dan mengambil tindakan perbaikan yang sesuai. Tindak lanjut yang tepat dan efisien setelah kejadian penting untuk mencegah kejadian serupa di masa depan. Baca Juga : Pengertian dan Pentingnya memiliki Ahli K3 Umum bagi perusahaan AK3U memegang peranan penting dalam mencegah kecelakaan dan cedera kerja di lingkungan kerja. Dengan identifikasi bahaya yang baik, pengembangan kebijakan dan prosedur keselamatan yang efektif, pelatihan yang tepat, serta investigasi dan tindak lanjut yang akurat, risiko kecelakaan dan cedera dapat diminimalkan. Penting bagi organisasi untuk mengakui pentingnya peran AK3U dan memberikan dukungan penuh terhadap upaya keselamatan kerja. Dengan demikian, lingkungan kerja yang aman dan sehat dapat tercipta, di mana karyawan dapat bekerja dengan rasa percaya diri dan produktivitas yang tinggi. Jadi, mari kita jaga keselamatan dan kesehatan di tempat kerja dengan menghargai peran AK3U dan menerapkan praktik-praktik keselamatan yang baik. Ikuti kelas online yang di adakan oleh Maximagroup, “Training Pengantar AK3U” yang akan diselenggarakan pada tanggal 6 Juli 2023 Pukul 14:00 WIB s/d 15:45 WIB. Untuk yang ingin mengikuti kelas online “Traiing Pengantar AK3U” bisa mengisi form pendaftaran dengan mengklik flyer dibawah ini. Jika ada pertanyaan yang ingin disampaikan Anda bisa menghubungi kami di bawah ini Hubungi Kami

Memahami Konsep AK3U Dalam Mencegah Kecelakaan Kerja Read More »